Jakarta Macet

Sunday 26 August 2012

0 comments
Jakarta Macet

Kalian pasti gak mungkir kalau sehari aja gak merasakan macet di Jakarta itu aneh. Eh, gak juga deng, SETAUN SEKALI. Ya, saat lebaran. Itu adalah hari yang begitu indah dalam hidup, dimana akses menuju tengah kota sepi pengendara motor maupun mobil. Yang biasanya tiap sore Sudirman - Cililitan itu 1-2jam, tapi kali ini cuma 10-15 menit. Bayangkan!! Kita bisa melenggang ria ditengah jalan, jingkrak2, joget2, shuffle dance, maen bekel, kayang, sikap lilin #ehhjadiabsurdginisih WTF.

Back to da topic...

Banyak hal yang menyebabkan kemacetan di Ibu Kota kita tercinta ini, mari kita bikin listingnya :

- Jumlah penduduk di DKI Jakarta yang membeludak
Loh? Kenapa jumlah penduduk? Apa pengaruhnya dengan kemacetan di Jakarta? Ya ngaruh lah, waktu lebaran saja, terasa banget kan perbedaannya? Jawaban simplenya ya gitu. Kalo mau yang lebih konkret lagi, pertambahan jumlah penduduk di Jakarta pada tahun 2010 saja berjumlah 9.607.787 jiwa menurut BPS DKI Jakarta, bayangkan tahun 2012 sebanyak apa. Dengan banyaknya penduduk tersebut, butuh lapangan pekerjaan, untuk mencapai tempat kerjanya, butuh alat transportasi (masa di Jakarta cuma diem aje?). Makin banyak penduduk, makin banyak alat transportasi yang dibutuhkan. Are we cool?

- Alat transportasi umum
Di point atas tadi sudah disinggung tentang alat transportasi, kita bahas sekarang. Yok tancap!
Kalian pasti setuju kalau di Jakarta itu alat transportasinya amburadul banget. Mulai dari kereta yang manajemen waktunya ancur, sampe sarana yang tidak memadai. Apa kereta macet? Enggak, tapi penumpangnya yang macet desek-desekan mau masuk ke dalam kereta, ngaret mulu, mogok mulu #halah... Trus ada angkutan kota a.k.a angkot, nah... Ini nih biang keroknya. Pasti pada setuju semua, ya khan? Penyakit nih, banyak banget trayeknya padahal cuma 1 tujuan, ngetem, berenti gak di halte, nurunin penumpang gak di halte (tapi kalo di pikir-pikir, emang banyak yah halte di Jakarta? Banyak! Halte TransJakarta), udah gitu jalannya macam siput, kalah ama tukang toprak #hadehlagi... Trus ada lagi biang kerok yang lain, metro mini dan kopaja. Ahh, mereka ingin menjadikan jalanan di Jakarta bak sirkuit pacu, gak perduli dengan nyawa penumpang, sopir tembak, sisanya hampir sama kaya angkot #hadehlagilagi... Trus ada TransJakarta. Emang sih gak amburadul amat, tapi 'nila setitik, rusak susu sebelanga'. Armadanya dong boss, tolong banyakin... Udah stress duluan sebelom beli tiket gara-gara ngeliat antriannya yang Na'udzubile, udah gitu di dalem busway desak-desakan, pelecehan seksual, penjambretan, dll, sama lah dengan alat-alat transportasi sebelumnya #hadehlagilagilagi... Bisa gila lama-lama.

- Infrastruktur
Seperti yang sudah di disinggung di point sebelumnya juga, halte yang jarang kita temui di Jakarta. Kalaupun ada, sudah tidak terawat lagi. Hufth, cedih deh... Armada angkot dan kopaja yang terlalu banyak, tapi terlalu sedikit untuk TransJakarta.

- Perusahaan kendaraan bermotor untuk warga sipil
Mereka memberikan down payment rendah dan cicilan ringan untuk memudahkan warga terutama di Jakarta membeli motor. Jadinya, motor bejibun.

- Alat transportasi pribadi
Nih yang pertama, Motor. Mereka merasa jadi raja di jalanan Jakarta, kebut-kebutan, selap selip dan menyaru menjadi ojeg yang ngetem. Hey, tolong tangani para ojeg ini, mereka tidak bayar pajak pak! Lalu mobil, yah gak perlu di rinciin yah. Akal-akalan untuk lewat jalur 3 in 1, dsb.

- Orang kaya
Loh? Kok orang kaya? Apa hubungannya orang kaya sama macet? Absurd banget ih. Eh, ada lah. Bapaknya kaya, keluarganya ikut kaya. Mereka mungkin punya mobil plat merah, mungkin juga punya mobil secondary, istrinya dibeliin mobil, anak pertama, anak kedua, anak ketiga dan seterusnya. Beuh, penuh ni Jakarta. Eits, jangan di anggap sepele. Orang kaya di Jakarta tuh banyak banget. Gak percaya? Beli Galaxy SII sm SIII aja ngantre, tiket Maroon 5, Katy Pery, Owl City yang jutaan itu ngantre, sandal Croocks (gak tau bener apa salah tulisannya) ngantre, Toyota 86 yang baru yang diatas 500jt itu ngantre, dan semuanya Sold Out! #parah

- Joki 3 in 1
Loh? Kenapa joki? Mereka kan mencari nafkah? Bukan blokir jalan biar macet. Eh, mereka itu secara tidak langsung mendukung para orang kaya tadi untuk mengakali 3 in 1. Got it?

- Pedagang
"Bagi para pedagang, dapat memulai berdagang mulai pukul 21.00" itu tulisan yang ada di pinggir jalan Kramat Jati, Jakarta Timur. Loh? Kok siang-siang banyak yang dagang? Ah, kamu ini norak banget. Mereka itu gak bisa baca, tau! Kesalahannya? Mengambil badan jalan, jalan jadi sempit, macet deh. Dan tempat para dagangan itu dikerubungi oleh angkot-angkot, betul? *dengannadanyakiwil

Jadi, ya penyebab kemacetan itu sebenernya banyak. Lebih banyak dari yang saya tulis disini. Untuk mengatasi kemacetan tersebut, ya menambal kekurangan yang ada pada masalah tersebut. Mungkin dengan mengganti sebagian atau seluruh transportasi umum itu dengan transportasi umum yang lebih besar seperti Monorail, MRT, Railbus, TransJakarta dan Kereta yang diperbanyak armadanya, juga manajemen waktu yang baik. Halte yang di perbanyak, pembenahan para pedagang, pembatasan kendaraan pribadi, menaikkan BBM, menaikkan traif parkir, menaikkan pajak kendaraan bermotor, dan penekanan jumlah penduduk di Jakarta.

Simplenya, agar kamu kamu semua tidak merasa jenuh dengan kemacetan di Jakarta, satu-satunya cara adalah "Mencintai Kemacetan" atau bisa juga beralih ke "Sepeda" :-)




*Penulis hanya menulis apa yang penulis alami, pantau dan awasi tentang kemacetan di Jakarta. Maaf jika ada yang tersinggung :-) CMIIW

Jakarta Oh Jakarta

Saturday 25 August 2012

0 comments


Kenapa harus Jakarta juga yang selalu saya pikirkan,bosen,muak, tapi terlalu asyik untuk dipikirkan.
Mungkin ini sebuah bentuk pasif dari kekecawaan diri,karena cuma ini yang bisa dilakukan, atau bahkan ini adalah bentuk aktif dari protes besar tentang kemerosotan dari kampung halaman yang tak lagi ber-teras ini.Ampuni saya juga yang tak bisa memberikan sumbangsih untuk mu.

Andai saya jadi Gubernur Jakarta, program pertama yang saya lakukan adalah rukiyah jama'ah untuk mengusir setan dalam hati warga Jakarta, terutama saya. Kalo saya jadi Gubernur Jakarta, pajak kendaraan bermotor akan saya naikkan 400 %,dan untuk mengatasi PHK besar-besaran terhadap karyawan industri yang menggila,uang besar hasil pajak kita gunakan untuk membangun daerah pinggiran Jakarta agar banyak tenaga kerja yang terserap disana,atau kita pulangkan saja warga yang tak ber KTP Jakarta.

Andai saya jadi Gubernur di Jakarta, harga bahan bakar minyak akan saya naikkan 200% bagi kendaraan pribadi tapi tidak untuk kendaraan umum negeri maupun swasta.Kita bersihkan ojek-ojek di Jakarta,karena mereka tidak membayar pajak,dan juga karena alasan kerapihan dan keamanan.Kita tingkatkan keindahan dengan meratakan bangunan yang berdiri kurang dari 50 meter dari jalan raya untuk ditanami pepohonan,tidak ada alasan menolak,karena ini adalah tanah Republik Indonesia,atau silahkan tetap mendirikan bangunan,tapi pajak bumi dan bangunan yang berlaku dinaikkan hingga 400%.

Pemasukan besar yang didapat dari pajak kita gunakan untuk membangun lapangan rakyat,agar anak cucu kita tetap bisa menginjak tanah,berkotor-kotoran di lapangan saat hujan dan agar anak cucu kita tetap bisa meminum air bersih.Sebagian lainnya akan kita gunakan untuk membangun transportasi yang aman dan murah,kita kibarkan dan serukan PANCASILA di tiap hati warga Jakarta,agar warga jakarta tetap menginjakkan kakinya di tanah.
Kita berdayakan PKK untuk kesejahteraan rumah tangga warga Jakarta,tidak perlu muluk-muluk,cukup mengadakan program buang sampah pada tempatnya dan pemilahan.

Andai saya jadi Gubernur Jakarta,saya akan menghukum orang tua yang tidak menyekolahkan anaknya minimal hingga SMA.Dan kita buat aturan yang tegas tentang wajib sekolah.Gak kaya sekarang,katanya wajib sekolah 9 tahun,tapi ada anak umur sekolah lagi kelayaban di depan kelurahan waktu jam sekolah dibiarin aja,mananya yang dibilang wajib.Bagi warga Jakarta yang memiliki gaji bersih diatas UMR dikenakan pajak sebesar 40% dari gaji bersihnya,dan hasil pajak akan digunakan untuk pembersihan sungai-sungai di Jakarta.

Tapi dibalik semua itu,mbok yo awak e dewe podo tobat,ra usah terus-terusan nyalahke pemerentah,mesakke.wes mumet mikiri harto karo bojo.

Sadar dong kalo Jakarta itu udah berantakan banget,jadi gak usah ditambah keberantakannya dengan moral warganya.

cemungudh ea :)


by RS

Kampung Halamanku Di Ibu Kota

0 comments


Ini cerita yang terjadi :
Semasa kecil, yang kutuliskan dalam buku pelajaran Bahasa Indonesia tentang kampung halaman adalah tempat yang asri,sejuk,merindukan,nyaman, dan menentramkan. Tapi apa yang terjadi adalah, kampung halamanku tak pernah seperti itu lagi, kurang lebih mulai 7 sampai 8 tahun yang lalu.
Tak ada lagi kabut yang turun dari lebatnya hutan karet, tak ada lagi pagi yang sejuk, tak ada lagi embun.

So what the matter with my village, no more give me some smile. 
Berbicara tentang ibu kota sebagai objek dalam tulisan ini adalah, kota yang menjadi induk dari pergerakan ekonomi sebuah negara, kota yang menjadi titik temu dari seribu budaya, kota yang menjadi tujuan setiap pemuda demi memulyakan masa depannya. Inilah yang sangat terasa pada setiap pergerakannya.
Menurut Badan Sensus Penduduk Nasional (BSPN) perkembangan jumlah penduduk di DKI Jakarta telah mencapai 15 % tiap tahunnya, dan perkembangan itu hanya terjadi pada satu waktu, setelah Idul Fitri. Dengan alasan mencari lapangan pekerjaan di ibu kota, masyarakat dari sejumlah daerah berbondong-bondong mengisi tiap gang-gang sempit di Jakarta.
"Jangankan lapangan pekerjaan,lapangan sepak bola saja sudah tidak ada."

Yang lebih mengesankan adalah, hampir 70% warga yang menetap ( terpaksa menetap ) di Jakarta adalah warga miskin. Jika kota ini adalah pusat aktifitas ekonomi, yang uang tidak pernah tidur disini, ini adalah sebuah fenomena. Tak pelak, bahwa kota ini akan tenggelam karena tak mampu lagi menahan beban masyarakatnya.

Contoh :
Ibu Yuli yang lahir dan besar di Brebes,Jawa Tengah. Datang ke Jakarta tanpa modal keahlian dan ijazah apapun sekitar 12 tahun yang lalu. Setelah beberapa minggu bolak-balik keluar masuk gang di Ibu kota, akhirnya Ibu Yuli mendapatkan pekerjaan sebagai pembantu rumah tangga, dengan gaji waktu itu hanya Rp.15.000.-/ bulan. Mungkin saat itu dia masih merasa cukup dengan penghasilannya, maklum beliau juga belum menikah saat itu. 6 tahun berjalan, dia dipinang Sukardi yang juga asli Brebes dan berprofesi sebagai supir bemo, pada tahun 1998 terjadilah pergolakan politik yang disebabkan krisis ekonomi berkepanjangan pada rezim Soeharto. Alhasil sang majikan ibu Yuli tak mapu lagi menyisihkan uang untuk mempekerjakan pembantu rumah tangga, dia dipecat.
Pak Sukardi yang mengeluhkan kenaikan harga bensin yang menggila saat itu juga akhirnya menyerah. Keseharian hidup keluarga mereka pun akhirnya hanya diisi dengan harapan, belum lagi si Slamet yang sering menagis karena lapar.
Pendek cerita, sekarang keluarga bapak Sukardi hidup di tepian rel di daerah pasar senen, mereka mengandalkan gelas-gelas plastik yang mereka pungut setelah berjalan satu hari. Slamet pun menjadi seorang remaja tanpa pendidikan yang biasa menjadi tukang parkir di pasar senen.

Sementara yang lain berpesta, yang lainnya meratapi perut mereka.

Ibu kota bahkan lebih kejam dari pada ibu tiri.

Lain keadaan, ibu kotaku (kampung halamanku) adalah kotanya para pembalap, sepertinya tak ada bengkel yang melayani perbaikan rem di kota ini, entah berapa banyak yang mati. Sementara di timur sana saudara-saudara kita belum mengenal pakaian, kita mengeluh hanya karena kita belum update status di hari ini.

Musnahkanlah kami Tuhan, kami makhluk yang congkak.
Musnahkanlah kami Tuhan, kami makhluk yang tak tahu syukur.
Musnahkanlah kami Tuhan, kami ingkar janji.

Krisis moral, pahit jika aku menyebutkan ini di lidahku. Jika kita baca buku-buku tentang kebudayaan, bangsa ini dikenal karena sopan-santunnya, senyumnya, keramahannya. Omong kosong !
Entah harus marah pada siapa, kota ini telah menjadi begitu rusak, bukan hanya pada alamnya, tapi juga pada manusianya.
Dan kalian para pemuka agama yang setiap hari mengoceh tak ubahnya beo kenyang di televisi, apa yang kalian ajarkan, apa yang kalian pelajari dari sekolah kalian, hingga kalian begitu hebatnya dimata kami. Baru di negara ini aku melihat sang Ustadz di infotainment. lucu memang.

Tak sadarkah kita sudah terlalu buta pada dunia.

Teruntukmu Jenderal Sudirman disana, sudahlah. Turunkan tanganmu, tak pantas kau hormat pada kami.


by RS

Manusia Menjadi Manusia

0 comments


Manusia menjadi manusia

Terdengar sederhana, namun sulit melakukannya.Jangan dulu untuk lingkunganmu, melainkan untuk diri kita sendiri pun sulit. Dalam kesenjangan keadilan dan kasih sayang yang semakin merusak moral kita. Keseharian kita dibeli mimpi, digadaikan kemewahan, ditukar kenyamanan. Fana, kosong.

Dijalanan adalah laboratorium terhebat yang dapat aku temui, analisa, dan jangan berharap aku mampu mempraktikannya satu persatu. Dijalanan adalah galaksi terbesar dalam kebobrokan moral manusia, akibat dari jutaan faktor yang meracuni dan membawa pada kesesatan.

Pemimpin-pemimpin bangsa mengajarkan kami untuk mengemis dan meminta. Tanpa mengajarkan kemandirian yang absolut yang mestinya kita miliki, absurditas tingkah laku yang semakin menyimpang dari nilai-nilai ke-agamaan, menjauhkan nilai-nilai ke-Tuhanan yang semakin dinilai salah dan kuno.

Seolah berharap esok lebih baik dari hari ini, namun sejuta kepala mendangakkan kepalanya menatap matahari yang terik, berharap keajaiban turun dari langit yang dingin, kosong. Dimana keajaiban jika kita tidak menciptakan keajaiban itu sendiri.

Sekolah-sekolah mengajarkan perbudakan yang aku rasa lebih kejam dari perbudakan Firaun. Menciptakan budak-budak yang terbuai limpahan emas membanjiri isi rumahnya dengan kemewahan, di depan mata kita, kita sadar, bangsa ini sakit. Demam yang tak kunjung reda, karena dokter-dokter itu salah memberikan obat, atau lebih konyolnya salah menganalisa penyakit.

Sekolah -sekolah telah menjadi korban politik dan ke-mahkotaan yang tolol, Tanpa sedikitpun memberikan ruang bagi generasi berikutnya untuk mencari obat yang tepat bagi bangsa ini, paling tidak untuk keluarga di tiap atap.

Kebencian yang nyata untuk tiap gerakan yang mengacu pada kebebasan, kita dikekang tali yang menyocok lubang hidung dan mata. Manusia-manusia yang besembunyi dibalik pena kekuasaan mereka, yang tak kunjung memberikan jalan keluar dari gejala ini.

Tempat-tempat peribadatan hanya menjadi gubuk mewah yang dibangun atas nama Tuhan, dengan sepuhan emas disana-sini, dengan menara-menara yang bahkan dapat aku lihat dari neraka. Menyiarkan ilmu yang lagi-lagi membuai nurani dengan iming-iming manis sang surga yang disebutkan dengan lugas. Lagi, manusia-manusia lainnya tetap akan menjadi salah dimatanya. "Mereka tak pernah sama dengan kita".

Seruan-seruan ibadah hanya menjadi pertanda waktu pergantian hari, hari-hari yang masih sama dengan kemarin, tanpa kasih sayang antar sesama. Dimanakah moral berada tanpa agama yang kuat, apakah moral dapat dibeli di pasar yang kikuk dengan harga-harga yang kita kata-katai karena cekikannya. Atau moral hanya dongeng.

Istana bangsa ini hanyalah sekedar bangunan mewah yang dibangun dengan uang sang jelata, masalah-masalah diluar istana mungkin lebih mudah diselesaikan daripada masalah dalam istana.

Pergantian kekuasaan tak lebih hanya kekonyolan lain dari sisi bobroknya bangsa ini.

Aku benci ini.

Setiap orang pantas mendapatkan hak yang sama dan adil, namun keadilan hanya berlaku bagi kaum-kaum ber-toxedo dengan kuda-kuda import terbaik.


Ilmu pengetahuan hanya alat dimana aplikasinya harus berharga mahal. Industri tidak lagi menjadi rumah pemenuh kebutuhan, lagi, orang-orang bermahkota itu meggunakannya sebagai alat kekuasaan, menguasai, menginjak dan memperalatnya dengan sebelah tangan.

Demam tak kunjung reda nak.
Lebih baik kita mati saja.

"dan beruntunglah mereka yang mati muda, lebih beruntung lagi mereka yang tidak pernah dilahirkan"
gie


by RS

Maha(siswa)

0 comments


Sedikit terkesima dengan lingkungan saya beberapa bulan ini, seketika hidup menjadi serius dan gak ter-skema dengan rapih, semua urusan harus cepat dan instant.

Kembali ke judul maha(siswa), kenapa kata mahasiswa harus saya kurung di kata siswanya ?

MAHASISWA :
Kalo diartikan secara harfiah,
Maha : Sangat besar, paling, ter-.
Siswa : Orang yang belajar pada sebuah Instansi Pendidikan.

Jadi mahasiswa adalah siswa yang sudah sangat besar atau tertinggi tingkatannya, karena telah melewati tingkatan Sekolah Atas atau sekarang Sekolah Menengah Atas (SMA), jadi mahasiswa sudah dianggap dewasa dan kritis, agar apa ? Agar berguna bagi lingkungannya, paling tidak bagi dirinya sendiri.

Lantas apa ?

Menggembirakan.

Ketika kita perhatikan beberapa dasawarsa ini, arti mahasiswa telah bergeser menjadi siswa. Mahasiswa kini hanya menurut saja kepada mereka-mereka orang-orang eksklusif disana yang membuat kebijaksanaan yang tidak bijaksana, tak usah melebar langsung ke lingkup negara, terlalu jauh.

Dalam lingkup kampus, mahasiswa yang ada hanya mampu menerima meski terlihat tak terlalu mentaati.Kita ambil contoh kecil kasus yang sedang dalam percobaan di Universtas Gadjah Mada, yaitu "jam malam". Dari beberapa hasil tanya jawab dan diskusi dengan sesama mahasiswa UGM, mereka dengan gamblang mengatakan keberatan dengan jam malam, karena apa? Pertama mungkin dengan tugas yang ada, mereka kadang butuh teman-teman sesamanya untuk mengerjakan tugas, kadang mereka butuh koneksi internet, atau mereka butuh alat kerja yang jelas mereka ga punya di kost atau rumahnya.

Lantas, dosen memberi tanggal pengumpulan yang menyekik, apakah ini bijaksana ?

Kemudian mahasiswa hanya bisa mengeluh tanpa melakukan perubahan,menerima lalu mengeluh, menerima lalu marah, menerima lalu menghina.Lebih baik kita menghina diri sendiri teman-teman, karena kita keledai. Mau saja di pancing seikat rumput untuk terus berjalan.

Kalo mereka punya wewenang untuk membuat kebijaksanaan,maka kita punya kebijaksanaan untuk membijaksanakan wewenang.

Tapi ada beberapa kemungkinan yang dapat kita analisa dari mahasiswa sekarang ini, jika mahasiswa saat ini hanya menelan peraturan-peraturan yang dibuat, bisa jadi ada beberapa faktor yang memang terjadi :
  1. Mahasiswa saat ini memang memiliki segalanya dalam kamar kostnya, sehingga tak lagi butuh fasilitas kampus.
  2. Mahasiswa saat ini memang sudah rata dalam hal kecerdasannya, sehingga tidak lagi membutuhkan teman berdiskusi.
  3. Mahasiswa saat ini sudah tak butuh teman.
  4. Masalah lingkungan tidak penting.
  5. Mahasiswa saat ini sudah menjadi siswa yang tidak berseragam bertuliskan "Tut Wuri Handayani".
Dibalik semua itu, mari kita sikapi ini dengan bijaksana, mari kita masing-masing membenahi diri, terutama saya yang hanya bisa berbicara. Dan kita tunggu saja saatnya nanti ketika kampus telah benar-benar memerah kita tanpa kasih sayang, yang mereka ingin hanya kita lulus cepat, ipk bagus, dapet kerja di perusahaan asing, gaji dollar, tua kaya raya, mati masuk surga, (kita ga kenal dengan siapa yang tinggal disebelah rumah kita).

Kalo kita bangga dengan status kewarganegaraan kita sebagai warga Indonesia, maka sadarlah, kita punya PANCASILA yang telah kita sepakati sebagai landasan hidup bangsa kita.Tuhan selalu diatas, dan menjadi poin pertama dalam setiap aspek kehidupan.Bangga menjadi warga negara bukan hanya saat Gonzales mencetak gol ke gawang Malaysia.

Pilihannya hanya 2, diam dan hancur, atau bergerak walau kita belum tahu hasilnya, kita kembalikan kepada Yang memegang hidup kita. Karena Tuhan itu maha adil. Jangan menunggu sang Ratu adil lahir dan membenahi hidup ini, tapi lahirlah dari hati kita sebagai ratu adil tersebut.Dengan kebijaksanaan tentunya.

Jika terus begini, tak ayal beberapa tahun kedepan mahasiswa juga akan berseragam :) lucu memang.


by RS

Ngono Yo Oleh

0 comments


Kalo kata om Bob Sadino : "Saya aja ga sekolah sukses, uangnya banyak, usaha ada dimana-mana."
Kalo kata saya "omcon" : "Saya dong pak sekolah, uang saya dikit, tapi saya bisa ngitung uang bapak.Bapak bisa ga ngitung uang saya (ya ga bisa lah,orang ga ada)

Hehehehe,saya sedikit tertawa, setelah saya membaca dalam sebuah majalah beberapa hari lalu, dalam majalah itu om Bob Sadino sedang mengajarkan bagaimana cara membangun sebuah usaha yang "sukses".Tapi emang keren si, bahkan bisa dikatakan luar biasa.Sedikit banyak ada juga kok yang bisa diambil.

Terus jadi punya keingian buat ngobrol langsung sama om Bob deh, kayanya seru.hehehehehe

Itu semua diatas hanya kutipan lo om Bob,jangan tersinnggung ya.Maaf.Tapi saya akui anda memang hebat.

Mimpi, siapa yang tak punya mimpi. Bahkan anak kecil juga sudah ditanyakan mimpi, tapi bukan cita-cita.Mimpi itu bunga tidur,di alam bawah sadar,ya jelas ga sadar dan ga tau itu kemauan atau kebutuhan atau cita.
Tapi kalo yang namanya cita-cita,udah jelas "cita" atau "visi",harapan dan semangat. Dulu waktu kecil saya ditanya oleh ayah saya tentang cita-cita bukan mimpi, terimakasih papa.

Ironi memang, hasil beberapa waktu ketemu sama anak-anak kecil umuran sekolah dasar, kemudian saya tanya tentang cita-cita.Mereka hanya mangap nunjukin giginya yang ompong,oh dari situ saya ambil kesimpulan dia pingin jadi dokter gigi, trus anak kecil yang satunya lagi, pas saya tanya dia malah garuk garuk rambut, oh mungkin dia pingin jadii penata rambut.Nah pas anak terakhir yang usianya 6 tahun, saya tanya cita-citanya, dia malah garuk-garuk pantat. nah loh ?

Ayo dong bapak ibu dirumah,bapak ibu guru disekolah, kaum muda, aparatur negara, orang media, orang seni, semuanya lah.Ajarkan bangsa kita untuk belajar, bukan hanya di kelas, tapi di comberan kalo perlu tetep ada yang bisa diajarin.Beri mereka cita-cita,beri mereka pedang untuk masa depan,bukan mimpi.

Terutama televisi,kotak ajaib ini menurut saya perusak moral nomor satu yang pernah ada selama mungkin sampai dunia ini kiamat.Kenapa,ga perlu dijawab,kepanjangan,terus juga bikin emosi.

Tolonglah buat keluarga Punjabi disana,buat acara yang bermoral,yang mengajarkan adek-adek dan keponakana saya tentang Agama yang bener-bener Agama,yang memberikan cita-cita,yang bikin pinter matematika.Jangan rebutan harta sama ga boleh kawin aja isinya.

Emang bangsa kita itu lucu,mungkin semua bangsa kali ya,cuma bedanya taraf kelucuan negara kita udah mengarah kearah konyol,makanya kenapa si sule laku banget di TV tiap hari disiarin.

Nah untuk menyelesaikan semua masalah yang sudah menjadi keterlanjuran bagi tanah ini adalah : Ayo kita belajar,terutama belajar sabar sabar dan sabar
inget lagu slank yang syairnya "sabar sabar aku coba sabar,sadar sadar seharusnya kita sadar" Nahhhhhh.Rocker aja tau.

by RS

Prakerin

0 comments


Ya,seperti halnya mahasiswa teknik,kedokteran,kehutanan,apapun itu bahkan agama.Semua butuh praktek,atas apa.Atas segala teori-teori yang membosankan,memanaskan pantat dan otak atau otak di pantat.hehehehe.

Ya,sama halnya dengan mimpi,apa ?
Ya sama,setiap saat mungkin kita bermimpi,berharap,berangan-angan,tapi itu baru teori,baru bisa kita umbar ke teman-teman saat mabuk mungkin,saat istirahat setelah menelan teori-teori lainnya di kelas,mengoceh sana-sini sore-sore di sana-sini,ini-itu,semua teori.Walau dalam beberapa bidang keilmuwan,itu dikatakan ilmiah.Peduli amat,itu mah cuma teori.

Terus maumu apa si ? Mati mungkin,hehehehehe.

Dari beberapa bulan terakhir kehidupan ini,banyak hal yang menampar wajah,mencabik-cabik kesabaran,merobek kemampuan,ah lebay.Ya pokoknya dalam beberapa bulan terakhir ini banyak sekali hal-hal yang berbau teori yang sepetinya kemarin terlihat hebat dan matang gak akan bisa dikejar apalagi mau dianggap sukses tanpa praktek.

Analogi kecil :
Ada 2 ekor semut yang sedang menatapi seonggok gula yang lezat berada jauh diatas meja.Tak lama mereka berdiskusi untuk mencari cara bagaimana agar segera bisa menyantap gula tersebut.

Semut 1 : Aku kalo udah dapet gula itu,mau aku simpen dirumah,aku bagikan ke semua anggota keluargaku,terus aku bagi juga ke tetangga tetangga.
Semut 2 : Wahh kamu baik banget ya,hebat.Aku MAu nyoba manjat dulu aja deh,masalah nanti mau diapain,nanti aja.
Semut 1 : Heyyyy jangan itu susah,kamu butuh tangga,trus butuh bla bla bla bla bla bla bla.

1 menit
2 menit
3 menit

Semut 2 : Heyy semut 1 mau ga,ayo kita makan sama-sama,enak lo !
Semut 1 : Bagaimana bisa,kamu kan ga punya tangga,ga punya blablablablablabla.
Semut 2 : Iya si,tapi aku tadi cuma nyoba aja.


Sederhana,tapi seharusnya ini disadari oleh semua orang,kalo setiap individu berpikir sederhana,InsyAllah dunia jadi nyaman.Tapi ini bukan berarti mengenyampingkan kebutuhan sebuah teori,manusia sangat butuh teori,agar segala sesuatunya dapat diperhitungkan dengan cermat.Tapi yang saya lihat di hari-hari ini,teori selalu dikedepankan melebihi praktek,atau bergerak atau aplikasi atau apakah itu,intinya mari berusaha untuk berjuang lebih keras dengan mengaplikasikan segala teori teori hebat dengan kerja keras yang lebih hebat.
Dan jangan lupa berdoa :)

by RS

People

0 comments


Tat tit tut tat tit tut.

Tin tin tin tin.

Hey fucking granny,can you faster ?

Shit !

Dog !

Bastard !

!@£$%^&*()¡€#¢∞§¶•ªºœåΩ∑ß≈´∂箃√†©∫¥˙~¨∆µ^˚≤ø¬≥π…÷“æ


Hahahahaha,my megapolitan city


Untuk pak Presiden tercinta :
Pak pak pak,disini ni,masih banyak orang miskin,tinggal di pinggir rel kreta api.Pak pak pak presiden,pak ni disini ni,buru kesini lihat dan carikan jalan keluar.


Untuk pak Menteri yang ngurusin jalan raya :
Pak pak pak,disini ni,banyak jalan yang rusak,jadi sering ada kecelakaan.Buru pak kesini lihat lalu perbaiki.


Untuk pak polisi ter------ahhhh :
Pak pak pak,disini ni,ni lihat lihat,banyak yang ga tertib lalu lintas,udahan dulu ngerokoknya,ntar dilanjutin lagi.


Untuk saudara-saudaraku sebangsa dan setanah air :
"Sadarilah,bahwa tetib berlalu lintas itu sangat lah penting,untuk keselamatan kita semua,sadarilah bahwa,pak presiden sudah terlalu banyak memikirkan negeri ini,jadi jangan selalu disalahkan,kasihan.Sadrilah bahwa bapak-bapak menteri kita disana yang walaupun kita enggak tahu siapa mereka juga sudah punya pikiran yang banyak banget,setiap hari di omelin sama pak presiden yang juga lagi pusing.Sadarilah wahai saudara-saudara ku tercinta,bahwa pak polisi yang selalu kita gunjing,jumlahnya kalah banyak dari kita yang katanya warga sipil,jadi jangan terlalu menyalahkan mereka juga,mereka tuh gajinya kecil,dibandingin sama kamu wahai bapak bermobil sedan mewah yang marah-marah karena jalanan macet lalu akhirnya masuk ke jalur transjakarta.

Sadarilah,bahwa,yang seharusnya memperbaiki diri itu adalah kita.


by RS

Tips Sebelum Kuliah Pagi Menurut dr.Matsoe Yoedi

0 comments


Mari kita ambil contoh kuliah pagi, pukul 07.00 WIB. Ada beberapa hal yang sering dijadikan alasan bagi mahasiswa agar tidak berangkat kuliah pagi, dalam kasus ini, saya ambil contoh mahasiswa Teknik, yang secara langsung sering saya jumpai.

Beberapa faktor kemalasan berangkat kuliah pagi bagi mahasiswa :
1. Cuaca
Cuaca sering dijadikan alasan bagi para mahasiswa pad umumnya agar tidak masuk kuliah pagi,entah karena saat pagi turun hujan dengan tiba-tiba, atau malam sebelumnya hujan, sehingga pagi menjadi dingin. Padahal di dunia yang sudah modern ini banyak alat-alat yang bisa melindungi kita dari hujan. contoh : ponco atau jas hujan.
2. Tugas
Sungguh tidak etis memang ketika tugas dijadikan kambing hitam kemalasan untuk tidak kuliah.
3. Malas
Sampe detik ini,belum ada Dokter terhebat dan teknologi tercanggih apapun yang bisa menyembuhkan penyakit ini.

Tips agar tidak malas kuliah pagi :
1. Jangan tidur larut
2. Selesaikan tugas pada waktunya. (bukan pada waktunya deadline)
3. Bangun pagi, beribadah.
4. Usahakan mandi pagi kira-kira 1 jam sebelum kuliah dimulai. Agar tidak tergesa-gesa.
5. Sarapan atau paling tidak minum kopi.
Menurut penelitian,sarapan dapat meningkatkan konsentrasi, dan zat caffein dalam kopi dapat meningkatkan daya ingat.
6. Setelah semua persiapan di atas selesai dikerjakan hal selanjutny yang harus dilakukan adalah.
"TIDUR LAGI"

Selamat mencoba dan jadilah mahasiswa penerus bangsa :)


dr.Matsoe Yoedi

Gie

0 comments


Ada orang yang menghabiskan waktunya berziarah ke mekkah
ada orang yang menghabiskan waktunya berjudi di miraza
tapi aku ingin habiskan waktuku di sisimu sayangku

Bicara tentang anjing-anjing kita yang nakal dan lucu
atau tentang bunga-bunga yang manis di lembah mendala wangi
ada serdadu-serdadu Amerika yang mati kena bom di danang
ada bayi-bayi yang mati lapar di Biafra

Tapi aku ingin mati di sisimu sayangku
setelah kita bosan hidup dan terus bertanya-tanya
tentang tujuan hidup yang tak satu setanpun tahu

Mari, sini sayangku
kalian yang pernah mesra, yang pernah baik dan simpati padaku
tegakklah ke langit atau awan mendung
kita tak pernah menanamkan apa-apa,
kita takkan pernah kehilangan apa-apa”

Gie, Selasa, 11 November 1969