Trip To Tidung Isle
Untuk kesekian
kalinya saya berkunjung ke pulau Tidung yang ada di Kepulauan Seribu, utara
Jakarta. Dan saya tidak pernah bosan-bosan mengunjungi pulau cantik ini. Bahkan
jika ditanya atau diajak untuk mengunjungi pulau itu lagi, saya tak akan
berpikir dua kali untuk berkata “ayo”. Kali ini saya akan bercerita tentang
perjalan saya dan ke-6 teman saya ke pulau tersebut.
Karena rumah kami
cukup berjauhan, kami memutuskan sebelum berangkat memulai trip ke pulau
Tidung, kami menginap dirumah saya, untuk menghindari ketinggalan kami untuk
menyebrang pulau. Finally, kami
berangkat ketika matahari belum memperlihatkan senyumnya.
Kami berjalan kaki
menuju shelter busway PGC, untuk naik busway koridor 9 jurusan Pinang Ranti –
Pluit. Dengan membayar Rp. 2000, kami langsung menaiki busway tersebut.
Sebelumnya kami transit di halte BNN terlebih dahulu, karena busway koridor 9
tidak melewati PGC, karena dari Pinang Ranti, busway tersebut langsung melalui
tol, dan keluar di UKI. Kami turun di shelter Penjaringan, lalu kami menyewa
angkot dari Penjaringan menuju Muara Angke dengan biaya Rp. 30.000. Akhirnya
kami berangkat pukul 07.30 WIB dari Muara Angke menuju Pulau Seribu, Rp. 30.000
saja untuk naik kapal penumpang berkapasitas maksimal 200 orang.
Selama 2 jam
setengah, kami tiba di dermaga pulau Tidung. Sudah Nampak hamparan air laut
biru kehijau-hijauan, membuat kami mengembangkan senyum masing-masing.
Kami mulai mencari
tempat berkemah, karena kami ingin menghemat ongkos :-D Daripada menyewa
homestay seharga Rp. 300.000-an/malam, lebih baik menyewa tenda dengan harga
Rp. 25.000/tenda/hari. Kami menyewa 3 tenda. Sewa tempat berkemah disana hanya
membayar Rp. 30.000 untuk semua tenda, dengan waktu tak terbatas. Mau 2 atau 3
hari sama saja. Sebarnya tidak bisa dibilang sewa, karena itu hanya sebagai
biaya kebersihan. Sebelum berkemah, kami berjalan-jalan mengitari pulau tidung,
tidung besar dan tidung kecil. Karena kami berangkat hari Jum’at, pulau Tidung
terasa seperti milik pribadi, karena sepi sekali pengunjung. Kami mengunjingi
tempat pembiakan mangrove, berenang-renang ditepian pantai, minum kopi dan
sebagainya. Di laut Tidung, tidak banyak ditemukan bulu babi, karena laut
Tidung terhitung bersih, namun di pulau yang berpenduduk yaitu pulau Tidung
besar, cukup banyak ditemukan sampah-sampah di pinggiran pantainya.
Di hari pertama
kami hanya mengitari pulau tidung besar dan kecil saja, sekedar berenang dan
melompat dari “Jembatan Cinta”. Lalu kami mendirikan tenda di pulau Tidung
besar. Pada malam hari, kami makan di tempat makan serba Rp. 15.000. Saya cukup
tercengang dengan fasilitas di tempat makan ini, ada Wi-Fi. Ya, ada tempat ber”hotspot” di pulau yang cukup jauh dari
Jakarta. Membayangkan signal beberapa
operator telepon selular saja susah didapatkan disini. Dan yang lebih
mencengangkan, anak pemilik tempat makan tersebut, mempunyai Computer Tablet dan Netbook,
mereka asyik bermain game yang ada di Facebook.
Hari kedua, kami ingin bersnorkeling ke
pulau-pulau lain sekitaran pulau Tidung. Kami bertemu 7 orang lain yang punya
tujuan sama. Harga sewa alat snorkeling adalah Rp. 20.000/alat berupa snorkel, fin dan lifevest. Sedangkan sewa perahu untuk berkunjung ke 3 pulau (Pulau
Karang Beras, Pulau Payung dan Pulau Air) adalah Rp. 450.000, dibagi 14 orang
menjadi sekitar Rp. 32.200. Ketujuh adalah dosen-dosen muda disalah satu
perguruan tinggi di Depok, saya lupa nama universitasnya. Salah seorang dari
mereka diketahui adalah lulusan Biologi UI dan dia sangat tahu apa yang ada di
bawah air sana, dari ikan-ikan karang, stingray(ikan
pari), bintang laut, ubur-ubur, bulu babi, dll. Saya dan teman-teman saya
mengamati apa yang dikatakannya. Saya juga sempat merasakan gonat-nya bulu babi lho :-D
Berkat mereka pula, kami dapat mengabadikan moment-moment kami di dalam air dengan
menggunakan kamera underwater milik
mereka. Sayang kami lupa nama-nama mereka.
Ketiga pulau
tersebut mempunyai keindahan lebih dari pulau Tidung, itu yang membuat saya betah mengunjungi Kepulauan Seribu. Buat
apa jauh-jauh ke Lombok, Derawan ataupun ke Bali. Di Kepulauan Seribu saja kita
bisa menikmati keindahan yang tak kalah
dari tempat-tempat yang saya sebutkan tadi, tentunya dengan biaya yang lebih
bersahabat bagi para mahasiswa :-D
Dihari ketiga, kami
bergegas pulang meninggalkan pulau Tidung, kami berberes peralatan kami, bayar
kebersihan tempat dan segera ke dermaga untuk naik kapal pertama menuju
Jakarta.
Rencana setelah PI
dan ujian selesai, saya akan kembali kesana, mencoba melihat indahnya Ujung
Barat di pulau Tidung yang katanya cukup bagus.
Berikut rincian biaya/orang yang dikeluarkan saat di trip ke pulau Tidung, dengan pembulatan
biaya :
v
Busway Koridor 9 Rp. 2.000
v
Sewa Angkot Ke Muara Angke Rp. 5.000
v
Angke-Tidung Rp. 30.000
v
Biaya kebersihan area tenda Rp. 5.000
v
Sewa alat snorkeling Rp. 20.000
v
Sewa perahu Rp. 35.000
v
Makan 4x Rp. 60.000
v
Sewa tenda dan equipments Rp.
20.000
v
Tidung-Angke Rp. 30.000
v
Sewa angkot ke shelter busway Rp. 5.000
v
Busway Koridor 9 Rp. 3.500
+
TOTAL Rp.
215.500
2 comments:
I'm surprised at the number of people who think networking is a waste of time. They think it's silly, or some piece of business jargon that means standing around with a coffee in your hand talking about nothing.see more at:massage therapy
Untuk sewa tenda, tenda kita bawa sendiri atau ada yang menyewakan disana ?
Thanks,
Post a Comment