Mengapa Kita Membaca Al-Qur'an Meskipun Kita Tak Mengerti Bahasa Arab?

Monday 25 June 2012


Seorang muslim tua Amerika  tinggal di sebuah perkebunan/area disebelah timur Pegunungan Kentucky bersama  cucu laki-lakinya. Setiap pagi sang kakek bangun pagi dan duduk dekat perapian  membaca Al-Qur’an. Sang cucu ingin menjadi seperti kakeknya dan memcoba menirunya seperti yang disaksikannya setiap hari. Suatu hari ia bertanya pada  kakeknya : “ Kakek, aku coba membaca Al-Qur’an sepertimu tapi aku tak bisa  memahaminya, dan walaupun ada sedikit yang aku pahami segera aku lupa begitu aku  selesai membaca dan menutupnya.  Jadi apa gunanya membaca Al-quran jika tak  memahami artinya ?

Sang kakek dengan tenang sambil meletakkan batu-batu  di perapian, menjawab pertanyaan sang cucu : “Cobalah ambil sebuah keranjang batu ini dan  bawa ke sungai, dan bawakan aku kembali dengan sekeranjang air.” Anak itu  mengerjakan seperti yang diperintahkan kakeknya, tetapi semua air yang dibawa  habis sebelum dia sampai di rumah. Kakeknya tertawa dan berkata, “Kamu harus  berusaha lebih cepat lain kali.” Kakek itu meminta cucunya untuk kembali ke sungai bersama keranjangnya untuk mencoba lagi. Kali ini anak itu berlari lebih  cepat, tapi lagi-lagi keranjangnya kosong sebelum sampai di rumah. Dengan  terengah-engah dia mengatakan kepada kakeknya, tidak mungkin membawa sekeranjang  air dan dia pergi untuk mencari  sebuah ember untuk mengganti keranjangnya.  Kakeknya mengatakan : ”Aku tidak ingin seember air, aku ingin sekeranjang air.  Kamu harus mencoba lagi lebih keras. ” dan dia pergi ke luar untuk menyaksikan  cucunya mencoba lagi. Pada saat itu, anak itu tahu bahwa hal ini tidak mungkin,  tapi dia ingin menunjukkan kepada kakeknya bahwa meskipun dia berlari secepat  mungkin, air tetap akan habis sebelum sampai di rumah. Anak itu kembali mengambil / mencelupkan keranjangnya ke sungai  dan kemudian berusaha  berlari secepat mungkin, tapi ketika sampai di depan kakeknya, keranjang itu  kosong lagi. Dengan terengah-engah, ia berkata : ”Kakek, ini tidak ada gunanya.  Sia-sia saja”. Sang  kakek menjawab : ”Nak, mengapa kamu berpikir ini tak ada gunanya ?. Coba lihat  dan perhatikan baik-baik keranjang itu .” Anak itu memperhatikan keranjangnya  dan baru ia menyadari bahwa keranjangnya nampak sangat berbeda.  Keranjang  itu telah berubah dari sebuah keranjang batu yang kotor, dan sekarang menjadi  sebuah keranjang yang bersih, luar dan dalam. ” Cucuku, apa yang terjadi ketika  kamu membaca Al-Qur’an ? Boleh jadi kamu tidak mengerti ataupun tak memahami sama  sekali, tapi ketika kamu membacanya, tanpa kamu menyadari kamu akan berubah,  luar dan dalam. Itulah pekerjaan Allah dalam mengubah kehidupan kamu.



0 comments:

Post a Comment