Jakarta Macet

Sunday 26 August 2012

Jakarta Macet

Kalian pasti gak mungkir kalau sehari aja gak merasakan macet di Jakarta itu aneh. Eh, gak juga deng, SETAUN SEKALI. Ya, saat lebaran. Itu adalah hari yang begitu indah dalam hidup, dimana akses menuju tengah kota sepi pengendara motor maupun mobil. Yang biasanya tiap sore Sudirman - Cililitan itu 1-2jam, tapi kali ini cuma 10-15 menit. Bayangkan!! Kita bisa melenggang ria ditengah jalan, jingkrak2, joget2, shuffle dance, maen bekel, kayang, sikap lilin #ehhjadiabsurdginisih WTF.

Back to da topic...

Banyak hal yang menyebabkan kemacetan di Ibu Kota kita tercinta ini, mari kita bikin listingnya :

- Jumlah penduduk di DKI Jakarta yang membeludak
Loh? Kenapa jumlah penduduk? Apa pengaruhnya dengan kemacetan di Jakarta? Ya ngaruh lah, waktu lebaran saja, terasa banget kan perbedaannya? Jawaban simplenya ya gitu. Kalo mau yang lebih konkret lagi, pertambahan jumlah penduduk di Jakarta pada tahun 2010 saja berjumlah 9.607.787 jiwa menurut BPS DKI Jakarta, bayangkan tahun 2012 sebanyak apa. Dengan banyaknya penduduk tersebut, butuh lapangan pekerjaan, untuk mencapai tempat kerjanya, butuh alat transportasi (masa di Jakarta cuma diem aje?). Makin banyak penduduk, makin banyak alat transportasi yang dibutuhkan. Are we cool?

- Alat transportasi umum
Di point atas tadi sudah disinggung tentang alat transportasi, kita bahas sekarang. Yok tancap!
Kalian pasti setuju kalau di Jakarta itu alat transportasinya amburadul banget. Mulai dari kereta yang manajemen waktunya ancur, sampe sarana yang tidak memadai. Apa kereta macet? Enggak, tapi penumpangnya yang macet desek-desekan mau masuk ke dalam kereta, ngaret mulu, mogok mulu #halah... Trus ada angkutan kota a.k.a angkot, nah... Ini nih biang keroknya. Pasti pada setuju semua, ya khan? Penyakit nih, banyak banget trayeknya padahal cuma 1 tujuan, ngetem, berenti gak di halte, nurunin penumpang gak di halte (tapi kalo di pikir-pikir, emang banyak yah halte di Jakarta? Banyak! Halte TransJakarta), udah gitu jalannya macam siput, kalah ama tukang toprak #hadehlagi... Trus ada lagi biang kerok yang lain, metro mini dan kopaja. Ahh, mereka ingin menjadikan jalanan di Jakarta bak sirkuit pacu, gak perduli dengan nyawa penumpang, sopir tembak, sisanya hampir sama kaya angkot #hadehlagilagi... Trus ada TransJakarta. Emang sih gak amburadul amat, tapi 'nila setitik, rusak susu sebelanga'. Armadanya dong boss, tolong banyakin... Udah stress duluan sebelom beli tiket gara-gara ngeliat antriannya yang Na'udzubile, udah gitu di dalem busway desak-desakan, pelecehan seksual, penjambretan, dll, sama lah dengan alat-alat transportasi sebelumnya #hadehlagilagilagi... Bisa gila lama-lama.

- Infrastruktur
Seperti yang sudah di disinggung di point sebelumnya juga, halte yang jarang kita temui di Jakarta. Kalaupun ada, sudah tidak terawat lagi. Hufth, cedih deh... Armada angkot dan kopaja yang terlalu banyak, tapi terlalu sedikit untuk TransJakarta.

- Perusahaan kendaraan bermotor untuk warga sipil
Mereka memberikan down payment rendah dan cicilan ringan untuk memudahkan warga terutama di Jakarta membeli motor. Jadinya, motor bejibun.

- Alat transportasi pribadi
Nih yang pertama, Motor. Mereka merasa jadi raja di jalanan Jakarta, kebut-kebutan, selap selip dan menyaru menjadi ojeg yang ngetem. Hey, tolong tangani para ojeg ini, mereka tidak bayar pajak pak! Lalu mobil, yah gak perlu di rinciin yah. Akal-akalan untuk lewat jalur 3 in 1, dsb.

- Orang kaya
Loh? Kok orang kaya? Apa hubungannya orang kaya sama macet? Absurd banget ih. Eh, ada lah. Bapaknya kaya, keluarganya ikut kaya. Mereka mungkin punya mobil plat merah, mungkin juga punya mobil secondary, istrinya dibeliin mobil, anak pertama, anak kedua, anak ketiga dan seterusnya. Beuh, penuh ni Jakarta. Eits, jangan di anggap sepele. Orang kaya di Jakarta tuh banyak banget. Gak percaya? Beli Galaxy SII sm SIII aja ngantre, tiket Maroon 5, Katy Pery, Owl City yang jutaan itu ngantre, sandal Croocks (gak tau bener apa salah tulisannya) ngantre, Toyota 86 yang baru yang diatas 500jt itu ngantre, dan semuanya Sold Out! #parah

- Joki 3 in 1
Loh? Kenapa joki? Mereka kan mencari nafkah? Bukan blokir jalan biar macet. Eh, mereka itu secara tidak langsung mendukung para orang kaya tadi untuk mengakali 3 in 1. Got it?

- Pedagang
"Bagi para pedagang, dapat memulai berdagang mulai pukul 21.00" itu tulisan yang ada di pinggir jalan Kramat Jati, Jakarta Timur. Loh? Kok siang-siang banyak yang dagang? Ah, kamu ini norak banget. Mereka itu gak bisa baca, tau! Kesalahannya? Mengambil badan jalan, jalan jadi sempit, macet deh. Dan tempat para dagangan itu dikerubungi oleh angkot-angkot, betul? *dengannadanyakiwil

Jadi, ya penyebab kemacetan itu sebenernya banyak. Lebih banyak dari yang saya tulis disini. Untuk mengatasi kemacetan tersebut, ya menambal kekurangan yang ada pada masalah tersebut. Mungkin dengan mengganti sebagian atau seluruh transportasi umum itu dengan transportasi umum yang lebih besar seperti Monorail, MRT, Railbus, TransJakarta dan Kereta yang diperbanyak armadanya, juga manajemen waktu yang baik. Halte yang di perbanyak, pembenahan para pedagang, pembatasan kendaraan pribadi, menaikkan BBM, menaikkan traif parkir, menaikkan pajak kendaraan bermotor, dan penekanan jumlah penduduk di Jakarta.

Simplenya, agar kamu kamu semua tidak merasa jenuh dengan kemacetan di Jakarta, satu-satunya cara adalah "Mencintai Kemacetan" atau bisa juga beralih ke "Sepeda" :-)




*Penulis hanya menulis apa yang penulis alami, pantau dan awasi tentang kemacetan di Jakarta. Maaf jika ada yang tersinggung :-) CMIIW

0 comments:

Post a Comment